ALFERDO SATYA KURNIAWAN/201810050311094/ILMU PEMERINTAHAN B
UJIAN AKHIR SEMESTER MATA KULIAH KEPEMIMPINAN PEMERINTAHAN
A
1.
Dalam kasus di sebagaimana hasil penetian di bawah ini: jelaskan bagaimana
partisipasi, transparansi, akuntabilitas diimplementasikan? Mengapa menjadi pilihan? Apa dampak dari
kebijakan dalam pembangunan daerah?
Jawaban:
Partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas diimplementasikan dengan
berpikiran relatif terbuka untuk inovasi yang mana melibatkan peran penting
partisipasi dari agen yang berkomitmen, baik bupati maupun birokrasi daerahnya
dan organisasi masyarakat sipil yang kuat.
Selanjutnya, transparansi dilakukan sesuai dengan internalisasi nilai
partisipasi yakni sebuah proses yang diuntungkan dari momentum partisipatif
yang tinggi demokrasi yang berhasil mewujudkan demokrasi partisipatif ruang dan
dalam mengelola partisipasi publik. Di mana bagaimana ruang politik terbuka
untuk masyarakat luas partisipasi, dan bahwa pemerintah mengelola partisipasi
ruang melalui kebijakan, untuk publik bisa mengekspresikan hak politik mereka,
memantau dan memberi penghargaan kepada para pemimpin mereka melalui pemilihan
umum secara langsung. Pengimplementasiannya,
Bapak Yoto atau Kang Yoto dengan berkomitimen dan sadar akan
hak politik orang, maka ia menyatakan bahwa bersedia dan siap untuk diawasi dan dievaluasi di tahun
pertama dan apabila didapati tidak dapat memenuhi janji akan bersedia unutuk
mengundurkan diri dari jabatan. Hal ini diungkapkan karena masyarakat memiliki
kebutuhan yang besar sehingga pada proses kampanye Kang Yoto menawarkan modal penting untuk perbaikan
program administrasi untuk mewujudkan good governance. Kemudian,
partisipasi juga diimplementasikan dalam kebijakan melalui Pasal 5, Paragraf 2,
tentang Peraturan Daerah No. 23 tahun 2011, yang bekerja untuk memberdayakan
masyarakat di Bojonegoro, termasuk pengusaha lokal, perusahaan, perusahaan
milik pemerintah daerah, dan koperasi, dalam penggunaan manfaat sosial ekonomi
dari proyek minyak dan gas. Kemudian, untuk memaksimalkan partisipasi
masyarakat, pihak pemerintah daerah telah membuka tiga jenis dialog publik.
Pertama adalah "mimbar", yang diadakan setiap hari Jumat mulai pukul
13:00 hingga 15:00 di Kantor Bupati yang diadakan dua hari setelah Bapak Suyoto
dilantik, dan adalah yang pertama ruang untuk partisipasi masyarakat di
Bojonegoro sejak itu desentralisasi dilaksanakan.
Dalam dialog publik ini, masyarakat umum dapat memberikan
saran dan keluhan langsung ke Bupati Bojonegoro dan berbagai pekerjaan
kelompok. Yang kedua adalah melalui hotline yang digunakan layanan pesan
singkat dan email untuk memungkinkan orang-orang Bojonegoro untuk langsung
mengawasi pemerintahan mereka. Semua penduduk Bojonegoro didorong untuk
mengirim SMS pesan melalui telepon seluler ke 08113406688 atau melalui email ke
kangyoto_bjn@yahoo.com. Ketiga, ada yang langsung interaksi antara bupati dan
rakyat. Dengan Bupati mengunjungi berbagai desa di Bojonegoro untuk
berkomunikasi langsung dengan masyarakat dan dengan demikian mereka mampu
memenangkan dukungan dan memperoleh kepercayaan mereka atas warga. Ketiga
kegiatan tersebut diikuti oleh pertemuan mingguan, diadakan setiap hari Rabu,
yang dihadiri oleh bupati, wakil bupati, kelompok kerja terkait, dan perwakilan
perusahaan.
Transparansi digunakan sebagai
mekanisme untuk dua aktor penting dalam tata kelola sumber daya alam di
Bojonegoro, yakni pemerintah daerah dan bagi hasil mitra kontrak (termasuk
perusahaan minyak dan gas). Lingkungan pemerintah berkewajiban atas
transparansi terkait penentuan dana yang dialokasikan untuk desa. Sementara
itu, mitra kontrak kerja didorong untuk
secara aktif menyediakan informasi peluang bisnis dan kompetitif proses
seleksi, dan untuk menawarkan paket kerja ke pengusaha lokal, perusahaan, dan
pemerintah daerah yang dimiliki perusahaan. Mitra kontrak bagi hasil juga wajib
bekerja secara kooperatif dengan parlemen, kecamatan dan pemerintah desa, dan
BAPPEDA pada sosial perusahaan pelaksanaan tanggung jawab, dan untuk
mensosialisasikan dampak yang negatif
dari eksplorasi / eksploitasi minyak dan gas.
Sementara
itu, pengimplementasian dari akuntabilitas atau pertanggungjawaban atas
komitmen yang telah disampaikan Kang Yoto beserta konstituennya mengacu pada
pelembagaan partisipasi, transparansi dan akuntabilitas di Bojonegoro
diterapkan di dalam kerangka kerja enam pilar pembangunan berkelanjutan:
ekonomi, lingkungan, masyarakat, otoritas fiskal, bersih dan tata pemerintahan
yang baik, dan para pemimpin daerah yang transformatif. (Suyoto 2014).
Berdasarkan Keputusan Bupati, dan Peraturan Bupati No. 31 Tahun 2009 tentang
Pedoman untuk Menentukan Alokasi Proporsional Dana Desa. Institusionalisasi
akuntabilitas, dipahami seperti pemantauan, penegakan, audit, dan pelaporan,
telah memimpin untuk pembentukan tim yang ditugaskan untuk mengawasi dan
mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan konten lokal (Tim Optimalisasi Konten
Lokal) dan pembuatannya mekanisme audit melalui Keuangan Pemerintah Daerah
Pernyataan di dua tingkat: publik dan BPK. Forum Indonesia untuk Transparansi
Anggaran (2010) menunjukkan bahwa Bojonegoro adalah satu-satunya kabupaten atau
kota yang telah memberi wewenang kepada masyarakat untuk melakukan pemantauan
melalui laporan keuangan tersebut.
Pengimplementasian terhadap partisipasi,
transparansi, dan akuntabilitas dipilih untuk menjadi acuan dalam pembangunan
Bojonegoro karena melihat kondisi Bojonegoro yang memiliki kebutuhan besar
dalam pembangunan dan untuk mengembalikan kembali kepercayaan masyarakat
terhadap pemerintah mengenai desentralisasi di Indonesia mengenai perencanaan
pembangunan.
Dampak
dari kebijakan dalam pembangunan daerah di Bojonegoro oleh Pemimpin Bojonegoro
yang kuat dalam berkomitmen, bergabung dengan institusionalisasi yang kuat,
telah menciptakan kepercayaan pemerintah. Tindakan-tindakan politik ini telah
menghasilkan ekonomi peluang dan memastikan investasi dan pengembangan positif
yang akibatnya wilayah yang kaya sumber daya ini telah memperoleh peluang
ekonomi yang signifikan dan menggunakan sumber daya sebagai pendorong
pengembangannya sendiri. Ilustrasi ekonomi Pertumbuhan Bojonegoro menunjukkan
bagaimana pendapatan migas dapat mendorong pembangunan ekonomi karena minyak
dan gas telah menjadi pendorong kuat bagi percepatan pembangunan di
Bojonegoro.
Ditambah
adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi setiap tahunnya dan menyebabkan
Bojonegoro menikmati ekonomi yang lebih besar pertumbuhan dari rata-rata di
Jawa Timur, Meningkatnya pembangunan daerah dapat dilihat dari dua faktor:
(1)peningkatan skor indeks pembangunan manusia dan (2) pengurangan tingkat
kemiskinan dengan jumlah orang yang hidup di bawah kemiskinan di Bojonegoro
telah menurun secara signifikan, dari 262.037 menjadi 227.089 orang pada tahun
2009. Bojonegoro memiliki sejarah panjang kemiskinan; pada tahun 2000, berada
di peringkat 30 (dari 37 kabupaten) di Indonesia-Jawa Timur.
2.
Apa kunci utama hadirnya inovasi kepemimpinan dalam kasus ini?
Jawaban:
Kunci utama dalam hadirnya inovasi kepemimpinan tersebut
ialah adanya kepercayaan dan kemauan untuk berkomitmen berpikir secara maju dan
selalu berinovasi bagi seorang pemimpin dan juga kalangan institusi yang ada
sehingga dalam hal tersebut mampu mengubah ketidakmampuan menjadi kekuatan baru
dengan pertumbuhan yang terjadi di sektor-sektor penting. Maka, pembagian
kekuasaan terjadi secara balance atau
seimbang antara kepemimpinan Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif
3.
Adakah framework lain yang dapat digunakan untuk memahami fenomena
kepempinan politik Toto? Selain pendekatan good will dan
institutionalism.
Jawaban:
Tentu ada. Dengan menggunakan kerangka
teori implementasi Menurut Mazmanian dan juga Sabatier
dalam (Wahab, 2008: 68) Implementasi
merupakan suatu pelaksanaan, keputusan kebijakan dasar, yang
biasanya dalam bentuk undang-undang, namun bisa juga berbentuk suatu
perintah-perintah atau keputusan eksekutif yang penting atau keputusan badan
peradilan. Kemudian indicator kesuksesan
dari teori implementasi menurut Masmanian dan Sabatier terdiri dari 3
karakteristik, yakni:
1.
Karakteristik Masalah
Dalam karakteristik
masalah ini, melihat bagaimana atau seperti apa suatu permasalahan yang terjadi
atau muncul. Apakah permasalahan yang terjadi tersebut tergolong masalah social
sulit atau masalah social yang termasuk kedalam katagori mudah.
2. Karakteristik
Kebijakan
Maksud dari adanya
karakteristik kebijakan ini maksudnya adalah, bahwasanya kebijakan yang diambil
atau yang dikeluarkan dalam segi konten atau isinya, subtansinya haruslah
jelas. Maksudnya adalah kejelasan dalam isi suatu kebijakan tersebut, nantinya
akan memengaruhi atau berdampak pada kepahaaman akan sebuah penafsiran, yang
dimana ketika isi dalam sebuah kebijakan tersebut jelas. Maka akan
meminimalisir terjadinya kesalah pahaman penafsiran. Sebaliknya ketika
kebijakan tersebut masih belum jelas akan isinya alias mengambang, maka akan
banyak terjadi kesalah pahaman penafsiran.
3.
Karakteristik Lingkungan Kebijakan
Maksud dari lingkungan
kebijakan ini adalah melihat dari segi lingkungan sekitar yang memungkinkan
memberikan pengaruh atas kebijakan yang telah dikeluarkan. Pada intinya
karakteristik lingkungan kebijakan ini, menjadi fator pendukung atas kebijakan
apa yang telah diambil. Seperti halnya bagaimana kondisi social masyarakat dan
tingkat kemajuan teknologinya.
Dengan melihat 3 karakteristik
tersebut, dirasa bisa membawa perubahan untuk daerah yang ada.
B
Bagaimana dengan daerah anda? Adakah
inovasi yang kepemimpinan politik yang dilakukan? Jelaskan! Mengapa menjadi
pilihan? Framework apa yang bisa dipakai untuk menjelaskan? Apa dampak
dari inovasi tersebut?
Jawaban:
Kabupaten
Ngawi tentu saja ada inovasi politik yang dilakukan, yakni dengan melakukan
pemaksimalan dalam melakukan perkembangan ekonomi PPD
(perencanaan pembangunan daerah) yang
mendapatkan perhagaan dari Pemkab Jatim yang mana hal tersebut merupakan perbaikan
dan inovasi dalam pengembangan pelayanan dan pembangunan di Kabupaten Ngawi inovasi,
perubahan yang positif.
Framework yang digunakan ialah
pembagunan daerah tertinggal dan juga pembenahan daerah agar terciptanya
masyarakat yang berdaya saing dan tumbuh perekonomiannya. Di Kabupaten Ngawi pembangunan akhir-akhir ini
sangat banyak sebagai contoh ialah pembangunan kawasan wisata di aera Jogorogo
seperti Srambang Park dimana daerah tersebut sebelumnya sangat sepi dan minim
pergerakan ekonomi, sekarang mulai beranjak menjadi daerah yang ramai
pengunjung dan mendongkrak perekonomian masyarakat sekitar
Dampak
dari inovasi ini adalah adanya pembangunan yang semakin meningkat yang mampu
menjadikan Kabupaten Ngawi berdaya saing dengan daerah lainnya.
C
Apa yang anda pikirkan dan rasakan
melihat perkembangan pembangunan di daerah anda? Jika anda punya kesempatan
politik apa yang akan anda lakukan?
Jawaban:
Saya merasa bangga karena daerah
Kabupaten Ngawi semasa saya kecil sangat sepi dan juga minim dari refrensi
pembangunan dan wisata daerah. Di daerah perkotaan sangat berbeda dengan
tahun-tahun sebelumnya, pembangunan sekarang sudah banyak perubahan dan juga
sangat pesat. Pembangunan daerah dan juga pengembangan daerah wisata di
Kabupaten Ngawi mulai berkembang dan menjadikan Kabupaten Ngawi lebih bisa
terkenal dalam kalangan wisatawan lokal daerah lain.
Jika saya mempunyai kesempatan
politik yang akan saya lakukan ialah memberikan pelayanan perizinan yang mudah
atas pengembangan daerah atau potensi wisata dengan baik. Dan juga saya ingin
pembangunan yang lebih merata, tidak hanya wisata tetapi juga pembangunan
infrastruktur penunjang arus roda perekonomian warga. Dengan melihat
permasalahan yang ada sekarang di Kabupaten Ngawi, dari hal tersebut dirasa bisa
membuat inovasi terbaru dan juga membawa dampak lebih ke masarakat yang sangat
positif.